Sepenggal Kisah Student Mobility Program Di Sofia University, Bulgaria

Assalamualaikum wr wb.

Perkenalkan, nama saya Fathia Amalia Sulthonah, mahasiswi semester 4, Pendidikan Bahasa Inggris UHAMKA. Pada tahun 2020 ini, saya beserta kating saya, Rosita, mendapat kesempatan emas untuk menjalani kuliah selama 1 semester di Sofia University St. Kliment Ohridski, Bulgaria. Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris beserta pihak universitas melalui Kantor Urusan Internasional (KUI), memfasilitasi dan memberi dukungan penuh kepada kami untuk mengikuti Program Student Mobility ini, mulai dari membangun kerjasama, memberikan informasi, mendampingi proses pendaftaran, sampai dengan keberangkatan dan monitoring pelaksanaan program . Sudah hampir 4 bulan kami berdua telah menetap di negeri yang terkenal dengan yogurt dan bunga mawarnya ini, dan sampai saat saya menulis kisah ini, saya merasa telah mendapatkan begitu banyak pengalaman berharga baik saat perkuliahan maupun dalam kehidupan sehari-hari yang sekarang akan saya rangkum menjadi satu dalam tulisan ini.

1. Teman pertama di Bulgaria!

Kedatangan pertama kali kami di Bulgaria disambut dengan hangat oleh para buddy. Buddy sendiri adalah panggilan untuk orang-orang dari organisasi ESN (Erasmus Student Network) yang hadir untuk membantu para international student di negara tempat mereka akan mengenyam studi. Kesan pertama saya saat pertama kali bertemu dengan para buddy ini membuat saya berpikir bahwa orang Bulgaria itu memiliki sifat yang ramah dan dapat diandalkan. Bayangkan saja, pada saat hari pertama kita bertemu, mereka dengan suka rela membantu dan mengantar kita membuat beberapa keperluan administrasi hingga larut malam. Tak hanya itu saja, bahkan mereka dengan suka rela membayarkan transportasi kami.

Foto dibawah diambil saat kami sedang berjalan bersama-sama dengan buddy kami menuju ke bank. Sebenarnya saat itu ada 3 buddy yang harusnya menemani kami. Sayangnya, Georgi, buddynya Amar, harus kembali lebih dahulu karena ia ada jadwal meeting.

Foto dari kiri-kanan: Radena, Antoniya, Rosita, Amar, Eca dan saya.

2. Welcome days di Sofia University

Menjalani kuliah perdana tanpa mengikuti masa orientasi itu bagaikan makan sayur tanpa garam, hambar. Kali ini Sofia University berinisiatif untuk mengadakan acara Welcome days khusus anak-anak Erasmus+ dengan harapan dapat mengenal kampus lebih jauh. Welcome days ini diselenggarakan selama dua hari pada tanggal 13-14 Februari. Pada hari pertama, Welcome days dilaksanakan di Magna Hall Sofia University. Seperti biasa, hari pertama akan diisi dengan pidato pembukaan dan selamat datang, serta juga informasi mengenai rapat per-fakultas yang harus diikuti siswa. Magna Hall sendiri terletak di Gedung rektorat. Aula ini cukup besar, bangku-bangku didalamnya semua masih terbuat dari kayu yang belum diganti sejak pertama kali bangunan tersebut dibangun, membuat ancient vibesnya makin terasa!

 

Foto bersama teman baru yang saya temui saat Welcome Days! Namanya Moe, dan dia berasal dari Jepang. Moe anaknya sedikit pendiam dan juga pemalu, tapi dia sangat baik terhadap saya karena mau menyapa saya lebih dulu. Sayangnya kita berdua berada di fakultas yang berbeda (dia Education, sedangkan saya English Philology).

Foto disamping diambil tepat setelah acara hari pertama selesai. Kami mengambil foto bersama dengan anggota inti ESN Sofia University. Saya bersykur sekali bisa merasakan rasanya MOS diluar negri, karena saya bisa bertemu dan berkenalan dengan orang-orang baru yang juga berasal dari berbagai macam negara.

Hari kedua Welcome days masih diselenggarakan di tempat yang sama. Namun kali ini, kita tak lagi disuruh berkumpul ke Magna Hall, namun langsung di aula bawah untuk kemudian berkeliling mengunjungi segala macam bangunan di kampus Sofia University. Bangunan pertama yang kami lihat adalah perpustakaan kampus yang terletak dilantai paling atas gedung bagian north wing. Sejujurnya, perlu niat dan perjuangan yang besar jika ingin mengunjungi perpustakaan ini, mengingat tidak ada lift yang langsung menuju ke lantainya. Maka dari itu, kita harus menggunakan tangga untuk dapat sampai kesini.

 

 

Bisa dilihat di foto atas, perpustakaan Sofia University memiliki dua lantai dengan lantai bawah sebagai tempat membaca. Sayang sekali kami tidak diijinkan untuk naik keatas demi ketertiban agar tidak menganggu orang-orang sekitar yang sedang belajar.

 

 

Lanjut ke tempat selanjutnya, museum yang bernama Museum of Mineralogy, Petrology and Mineral Resources. Di dalam museum ini, berbagai jenis bebatuan seperti karbon, mineral dan bahkan meteorit dipajang untuk umum. Sayang sekali saya tidak mengambil foto disini karena terlalu sibuk mengagumi keindahan koleksinya.

Sumber: Google

Tujuan terakhir kali ini adalah melihat monster yang menjadi kebanggan Sofia University. Mendengar hal itu, saya yang tadinya udah capek karena naik turun berpuluh-puluh anak tangga lantas semangat bukan main. Saya langsung berjalan lebih dahulu untuk melihat monster yang dimaksud. Dan ternyata itu adalah…Fosil Mammoth di Museum of Paleontology and Historical Geology!

Pertama melihatnya, saya berhasil dibuat takjub karena tingginya yang hampir dua kali lipat tinggi saya. Fosil ini sendiri yang saya dengar dari penjelasan guide kami, ditemukan oleh para arkeolog Sofia dan dibawa oleh para geologist untuk kemudian dipajang didalam museum sebagai tujuan pembelajaran.

Sayang sekali di tempat ini saya tidak mengambil gambar dan justru video. Berikut penampakan foto fosil mammoth yang saya ambil dari website Sofia University.

Sumber: Sofia University

Setelah selesai mengikuti tour gratis dari Welcome Days Sofia University, saya dan teman-teman dari Indonesia memilih untuk berjalan-jalan disekitar central Sofia sebelum kembali ke dorm kami untuk menikmati pemandangan peralihan musim dingin ke musim semi yang seperti di drama Korea hahaha. Awalnya, kami sempat merasa seperti hilang arah saat tengah berjalan tanpa GPS, namun karena bentuk central yang saling berhubungan, kami pun tidak jadi tersesat. Kami hanya baru sadar jika sedari tadi hanya memutari kota ini.

Foto berikut diambil di sekitaran taman (yang saya lupa apa nama jalannya). Walaupun di foto ini tidak ada salju sama sekali, tapi suhu saat itu sekitar 3 derajat celcius lho! Tangan rasanya menggigil, tapi untunglah kami semua bawa sarung tangan.

Dan saat sedang jalan-jalan santai bersama, kami menemukan patung ini dan berakhir untuk mengabadikan foto dengan pose yang sama. Apakah sudah mirip? Hehe.

3. Get Lost in Sofia with ESN!

Sesuai judulnya, kali ini saya akan menceritakan mengenai event ESN pertama yang saya ikuti. Sebelumnya, ESN sendiri sudah mengadakan berbagai macam acara untuk mahasiswa Erasmus agar dapat memperluas tali pertemanan juga untuk mengenalkan kota Sofia lebih jauh. Namun sayang hampir semuanya merupakan party event yang dilaksanakan malam-malam sehingga kami mengurungkan niat untuk ikut (maklum, udaranya dingin banget).

Pada event kali ini, kami semua awalnya diminta untuk membuat lingkaran besar, setelah itu, kami diberi nomor 1-9, dan bagi yang mendapat nomor yang sama, maka dia akan berada di grup yang sama. Waktu itu grup saya terdiri dari 5 orang, juga 1 orang dari ESN sebagai pemandu kita dengan masing-masing dari kami berasal dari negara yang berbeda. Event kali ini kita harus menjalankan misi serta menyelesaikan beberapa soal yang ada di kertas yang diberi kepada masing-masing ketua, dengan waktu yang ditentukan, yaitu sekitar 2 jam!

Misi pertama diawali dengan grup kami yang harus mencari minuman yang namanya sama dengan danau di Sofia, lalu mengabadikan foto yang ada sebagai bukti. Misi pertama kita berjalan cukup lancar meski pada awalnya kita sempat kesulitan untuk menemukan kaleng bertuliskan Ariana tersebut.

 

 

Setelah selesai dengan misi pertama, kami pun berlanjut mencari monument Soviet Army setelah sebelumnya berhasil menyelesaikan teka-teki yang ada dikertas. Untunglah misi kali ini berhasil dengan cepat karena letaknya yang kebetulan tidak begitu jauh dari danau Ariana.

 

Misi ketiga adalah misi paling susah, dimana kita harus mencari patung tupai yang terletak di pinggiran gedung. Misi ini susah karena mau tidak mau kita harus berjalan dan memperhatikan setiap gedung yang ada guna mengecek apakah ada patung yang di maksud atau tidak. Untunglah kegesitan dan kejelian dari ketua kami berhasil membuat kami menemukan apa yang kami cari.

Lanjut ke misi ke empat yaitu mencari telur yang berbeda! Awalnya saya pikir kita harus pergi ke suatu supermarket dan meneliti satu-satu telur yang ada. Tapi ternyata, telur yang dimaksud adalah yang seperti ini….

 

 

 

Telur ini dinamakan Egg of Luck, yang dimana orang-orang sekitar percaya jika kita menyentuhnya, maka sebuah keberuntungan akan tiba menghampiri kita begitu saja. Dan setelah event berakhir, saya sepertinya mulai percaya dengan hal ini. Egg of Luck ini lumayan besar,. Dengan tinggi hampir sekitar 2 meter, serta lebar 1 meter, telur ini begitu mencolok ketika ada yang lewat.

 

Setelah sekitar satu jam lebih kami menyusuri central Sofia, akhirnya kami sampai di misi terakhir. Terletak sangat jauh dari misi keempat, misi kali ini mengharuskan grup kami untuk mendatangi satu toko buku terpencil dekat Theater Ivan Vaslov, titik berkumpulnya kami setelah selesai. Di misi ini, kita diharuskan untuk menyusun magnet kuning dalam huruf Bulgaria menjadi sebuah kata: ERASMUS

Karena kami semua belum begitu hafal dengan huruf Bulgaria, ketua kami, Fransisca, dengan suka rela membantu menyusun magnet tersebut.

 

Setelah semua misi juga pertanyaan telah terselesaikan, kami langsung bergegas menunggu di tempat berkumpul kami dan tiba paling awal dari yang lain.

 

Meski event ini menguras banyak tenaga, namun saya sama sekali tidak menyesal karena dari event ini, saya berhasil menjalin relasi dengan orang-orang lain, terutama dari grup saya. Selain itu, saat pengumuman juara, saya sangat tidak menyangka jika grup saya ini akan menjadi juara 1! Mungkinkah ini berkat dari Egg of Luck? Bisa jadi.. hahaha.

Foto ini diambil setelah kita diumumkan sebagai juara pertama. Seharusnya kami foto berenam, namun sayang ketua dan teman kami yang lain sudah pergi lebih dulu.

Foto diatas adalah saat kami mendapatkan hadiah juara pertama berupa coklat khas Bulgaria, serta kartu ucapan dari ESN yang bertuliskan bahwa mulai saat itu juga, kami telah resmi menjadi bagian dari Sofia yang ditulis langsung oleh wakil ketua ESN, Ekaterina! Hahaha, sungguh menggemaskan.

4. Pembelajaran yang berbeda

Setelah beberapa hari sibuk dengan event dari kampus, akhirnya hari dimana kelas dimulai pun datang! Karena saya dan Rosita mengambil mata kuliah yang sama, maka kami pun memutuskan untuk berangkat bersama agar tidak terlambat untuk mengikuti kelas pertama kami Bersama Prof. Mcreedy, yaitu, Academic and General English. Meskipun dalam satu bulan Februari hingga awal Maret ini saya masih dalam tahap trial class, atau kelas uji coba, namun sayang rasanya jika tidak hadir dan merasakan tiap mata kuliah yang ada. Oh iya sedikit informasi, gaya pembelajaran perkuliahan di Sofia University cukuplah berbeda dengan di Indonesia. Disini, ada beberapa mata kuliah yang dibagi menjadi 2 sesi lagi, seperti mata kuliah Academic and General English saya yang terbagi kedalam Lecture class dan Seminar class. Sehingga jikalau ada kelas yang tadinya 5 SKS, maka akan terasa seperti 10 SKS. Lecture class sendiri adalah kelas dimana semua murid dalam satu angkatan atau pun murid yang mengambil mata kuliah bersangkutan akan belajar bersama dan ditempatkan dalam satu aula besar. Disini, dosen akan memberikan materi yang ada untuk kemudian didiskusikan dalam seminar class. Dengan begini, seminar class adalah kelas di mana dosen dan mahasiswa dapat berdiskusi mengenai materi yang sebelumnya dijelaskan di lecture class. Biasanya, seminar class sendiri terbagi menjadi beberapa group kecil yang masing-masing hanya berisi sekitar 10-15 mahasiswa.

 

Awal masuk ke dalam dan mengikuti seminar class, memberi pengalaman akademik yang sangat positif bagi saya. Kelas diskusi beneran terasa sangat ”hidup”. Disini, mahasiswa dengan tanpa sungkan dan malu, selalu mengutarakan pendapat mereka kepada dosen. Begitu pula dengan dosen yang sama sekali terlihat tidak masalah ketika ada mahasiswanya yang menyanggah opininya. Hal ini bagus, mengingat kita sebagai manusia memiliki kebebasan atau hak untuk berpendapat.

 

Berlanjut pada sistem belajar lecture class.  Untuk mata kuliah Academic and General English sendiri diadakan pada hari jumat. Waktu itu, saya dan Rosita sudah datang lebih dahulu dan menunggu tepat di depan ruangan aula. Rasanya gugup, namun kami senang karena masih bisa bertemu dengan beberapa teman kami dari seminar class, yaitu Stephanie dan juga Ece. Stephanie adalah mahasiswi asli Bulgaria, sedangkan Ece adalah mahasiswi asing yang berasal dari Turki. Selain mereka, kita pun juga berkenalan dengan mahasiswa lainnya yaitu Georgi. Perawakan pria ini sungguh stylish, dia memakai baju layaknya seorang pelukis, lengkap dengan topi baretnya. Sayang sekali kita semua tidak sempat foto bersama dikarenakan terlalu asik untuk mengobrol hingga dosen datang.

Kelas dimulai oleh Prof. Dimova, yang pada sesi hari ini membahas mengenai struktur paragraph dan juga text. Meski saya sudah pernah mempelajari materi ini di kampus saya di UHAMKA, namun pada sesi ini, materi dibahas jauh lebih detail dan rinci. Saya suka kelas ini begitu pula dengan gaya mengajar Prof. Dimova yang cenderung santai namun tetap serius. Berikut penampakan lecture class pertama kami. Karena waktu itu kami duduk di barisan paling depan, maka saya tidak bisa mengabadikan seluruh suasana dikelas dengan jelas.

Perkuliahan di Sofia Univeristy sejujurnya terasa begitu seru. Lingkungan yang asri, bangunan gedung bak di Harry Potter serta dosen-dosen yang sangat ramah membuat ini menjadi hal yang sangat saya rindukan semenjak diberlakukannya kelas daring atau pembelajaran jarak jauh. Semenjak kenaikan kasus Coronavirus di Bulgaria, kampus dengan cepat langsung meliburkan mahasiswanya terhitung dari 9 Maret 2020. Ini sungguh menyedihkan mengingat saya dan juga mahasiswa lainnya baru saja menjalani pertemuan kelas selama kurang lebih 3 kali.

5. Perpisahan dengan teman dari Jepang

Meningkatnya case Coronavirus di seluruh dunia, membuat beberapa negara langsung mengambil langkah cepat untuk memulangkan warganya yang masih diluar negri, termasuk Jepang. Inilah yang membuat teman kami, Tatsuya, Rie dan juga Moe, yang berasal dari negeri sakura itu mau tidak mau harus kembali ketempat asal mereka. Sedih rasanya, terutama saat kami baru beberapa minggu bertemu.

Ini foto kami bersama Tatsuya, sehari sebelum kita berpisah.

Lalu yang ini saat kami bersama Moe! Sayang sekali tidak ada foto bersama Rie karena saya belum sempat bertemu dengannya lagi. Tapi mau bagaimanapun, saya akan tetap merindukan mereka semua!

6. KBRI, keluarga kedua di Sofia!

Hal yang jauh lebih mengesankan saat tinggal di Sofia adalah bertemu dengan orang-orang baru yang kini menjadi keluarga kedua di negri lain. Mereka adalah para staff Kedutaan Besar Republik Indonesia di Sofia, atau yang biasa disingkat sebagai KBRI Sofia. Banyak sekali momen menyenangkan yang telah kami lalui bersama, terutama dengan bang Aqza, juga bang Fadi. Meski secara umur, kita memang terpaut sangat jauh, tapi entah mengapa, saya dan yang lainnya justru lebih suka untuk memanggil beliau berdua dengan sebutan bang, mengingat sifat mereka yang sudah seperti abang sendiri.

Oh iya, di Sofia ini kami seringkali diundang untuk ikut makan bersama oleh KBRI. Berikut adalah beberapa moment yang sudah saya abadikan:

  • Makan siang bersama di restaurant khas timur tengah, Diwan.

Foto ini diambil ketika bang Aqza mentraktir kita untuk pertama kalinya. Sejujurnya, saya senang banget makan disini. Selain karena gratis, rasa makanannya yang kaya akan rempah, membuat rasa rindu saya terhadap makanan khas Indonesia jadi sedikit terobati.

Foto pertama saya ambil ketika kami sedang menunggu pesanan kami. Oh iya, disini bang Aqza gak keliatan karena beliau duduk di meja yang berbeda dengan bapak-bapak KBRI lainnya. Lalu foto kedua ada Rosita yang sudah siap melahap makanannya, dan juga yang terakhir adalah salah satu menu dari yang kami pesan, lamb with 2 different rice!

Tak hanya itu saja, setelah selesai makan, kita juga berswafoto dengan bang Aqza lho! Terimakasih traktirannya ya, bang! Hehehe..

  • Makan siang bersama KBRI untuk merayakan hari ulang tahun bang Aqza

Di kesempatan kali ini, kami untuk kedua kalinya diundang makan bersama lagi oleh bang Aqza di salah satu restaurant Italia ternama, Happy. Tidak hanya kami berempat, namun bersama dengan staff serta ibu Diplomat KBRI juga. Jujur, rasanya nervous sekali, apalagi waktu itu saya juga satu meja dengan ibu diplomat, bu Aisha.

  • Makan malam di apartement dan paket sembako dari KBRI!

Semenjak dikeluarkannya State of Emergency, rasanya semakin susah untuk keluar seperti biasa karena warga dianjurkan untuk tetap berdiam diri dirumah. Toko-toko dan juga restaurant pun kini banyak yang menyusul kampus dan sekolahan guna menutup tempatnya secara sementara, tak terkecuali KBRI. Kali ini, bang Aqza yang sedang WFH, mengundang kami ke apartemennya untuk makan malam bersama. Namun, saat siangnya, kami dibuat terkejut karena bang Aqza tiba-tiba saja mampir dan memberikan kami bingkisan besar berisi makanan sebelum akhirnya kami datang ke apartement.

  • Buka puasa bersama Ibu Duta Besar

Akhirnya setelah hampir 4 bulan menanti, kami pun dapat kesempatan juga untuk bertemu langsung dan bahkan buka puasa bersama dalam satu meja dengan Ibu Sri Astari Rasjid, Duta Besar RI di Sofia. Sepanjang buka bersama, kami banyak bertukar cerita layaknya seorang anak kepada ibunya. Bahkan dari percakapan kami, saya jadi tau kalau beliau ternyata lulusan UI Sastra Inggris dan juga seorang desainer handal (ini terbukti saat beliau menunjukan foto tas karyanya dengan desain unik berbentuk sangkar burung).

Setelah buka puasa berakhir, kami pun menyempatkan diri untuk foto bersama sebagai bahan dokumentasi mengingat Ibu Sri kini sudah habis masa jabatan dan akan kembali ke Indonesia pada Juni nanti. Benar-benar kesempatan yang tidak akan saya lupakan.

Meskipun hanya foto, kita semua harus tetap melakukan social distancing, ya!

 Sekian beberapa pengalaman tak terlupakan yang saya dapatkan selama 4 bulan di Sofia, dan yang pastinya juga akan terus bertambah seiring berjalannya waktu. Sebenarnya masih banyak lagi cerita yang ingin saya tuliskan, namun sepertinya akan menyusul lagi secepatnya. Salam sejahtera bagi kita semua dan semoga kita selalu diberikan kesehatan dan dijauhkan dari bahaya pandemik yang kini tengah merebak. Aamiin Ya Rabbal Aalamin.

Wassalamualaikum wr wb.

More To Explore

Berita

Mahasiswa Prodi PBI FKIP Uhamka Turut Serta dalam Program Pertukaran Mahasiswa Kemendikbudristek

Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Prof DR HAMKA (Uhamka) merupakan prodi yang memiliki mahasiswa aktif dan sering mengikuti program-program yang mampu meningkatkan soft skill mahasiswa. Maka dari itu, tiga mahasiswa PBI FKIP Uhamka berkesempatan untuk mengikuti kegiatan Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka Kemendikbudristek Semester Ganjil Tahun 2022-2023.

Berita

Dari MrD, Kita Belajar …

        Talkshow online bersama guruku MrD merupakan program yang diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Bahasa Inggris UHAMKA dan diikuti oleh mahasiswa UHAMKA, mahasiswa umum, dan siswa SMA/SMK. Acara yang diadakan pada tanggal 5 Juni ini berhasil menarik banyak peserta. Dengan tema “English Now and Tomorrow”, Talkshow Online ini membahas tentang pengalaman dan perjuangan